“Ficusia”, Film Animasi Besutan Mahasiswa Polibatam yang Mendunia

Pembelajaran PBL di Polibatam telah melahirkan karya film animasi bertajuk “Ficusia” yang bakal tayang di berbagai negara.

Ditjen Vokasi – Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengampanyekan bahaya narkoba, mulai dengan menyebar brosur, memasang poster, hingga melakukan penyuluhan. Akan tetapi, mahasiswa Politeknik Negeri Batam (Polibatam) punya cara tersendiri untuk mengenalkan bahaya narkoba kepada generasi muda, yakni menggunakan media film animasi. Menggandeng Yayasan Cinderella Indonesia, mereka memproduksi film serial animasi bertajuk “Ficusia”.

Film yang rencananya akan tayang di berbagai negeri itu juga memperoleh dukungan dari Pemerintah Australia melalui program Alumni Grant Scheme (AGS) yang diadministrasikan oleh Australia Awards di Indonesia. Menariknya, film ini melibatkan mahasiswa dari lintas program studi, yakni Animasi, Multimedia dan Jaringan, Rekayasa Keamanan Siber, Akuntansi, Administrasi Bisnis, dan Akuntansi Manajerial.

Penayangan perdana Ficusia – Batik Girl Animation Series Episode Pertama dilakukan di Auditorium Gedung Utama Polibatam pada akhir Mei 2022 lalu. Pemutaran Ficusia Episode Kedua dilaksanakan pada 13 Juli 2022 lalu di @america, Pasific Place Mall, Jakarta. Episode ketiga akan ditayangkan di Australia. Film animasi ini juga diagendakan akan diputar di Johor Baru, Malaysia, Singapore dan Amerika Serikat pada Oktober mendatang.

Bagi masyarakat yang ingin menonton Ficusia Episode Pertama ini bisa menikmatinya melalui kanal Youtube resmi Polibatam. Di hari pertama penayangan melalui di kanal Youtube ini, film ini sudah ditonton sekitar 22 ribu orang.

Cerita dalam film besutan mahasiwa ini dikemas dalam 3 episode dengan tema Nature, Spirit, Fantasy, dan Surrealism dengan proses pengerjaan yang sudah dimulai sejak November 2021 lalu.

Series Ficusia ini juga mendapat dukungan pembiayaan program Matching Fund Vokasi tahun 2022 dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Sebelumnya, program Matching Fund untuk pembuatan Film Ficusia ini diusulkan oleh Selly Artaty Zega dari Polibatam. 

Pembelajaran PBL

Muhammad Asaduddin Alfayyadh, mahasiswa Polibatam yang terlibat dalam pembuatan film animasi ini, mengungkapkan, “Ficusia” merupakan hasil dari kegiatan pembelajaran project based learning (PBL) yang melibatkan sebanyak 69 mahasiswa. Asaduddin mengaku, pembelajaran PBL sangat membantu dirinya dalam mengasah hard skills maupun soft skills. Ia mendapatkan banyak pengalaman bekerja dalam teamwork selama pembuatan film ini. 

“Kami belajar untuk bekerja di dalam tim sehingga ketika nanti terjun langsung di dunia industri dapat lebih mudah untuk beradaptasi,” ujar Asaduddin.

Asaduddin berharap, skills yang diperoleh selama pembelajaran PBL ini akan memberikan bekal berharga bagi mahasiswa sesuai kemampuan dan passion masing-masing. “Bekal ini tentunya berguna di dunia kerja nantinya,” katanya. 

Aldilan Rafidyan Ihsan, leader 3D asset dalam proyek ini, mengaku keterlibatannya dalam pembuatan film ini merupakan sebuah kehormatan. Ia merasa sangat senang sudah diberi kesempatan yang tidak bisa dilewatkan.

“Kesempatan ini dapat membantu kami sebagai mahasiswa dalam mengasah skills dan menambah portofolio untuk ke depannya,” ujar Aldilan.

Sementara itu, project leader, Lusi Efriani, mengaku bangga kepada seluruh mahasiswa Polibatam yang telah berhasil menyelesaikan penggarapan film kartun tersebut. ”Film ini mendapatkan respon positif dari banyak pihak,” ujarnya.

Lusia yang juga Ketua Yayasan Cinderella Indonesia berharap agar film animasi yang digarap tersebut dapat memberikan manfaat dan dampak positif bagi masyarakat.

“Besar harapan kami di film ini bisa memberikan kontribusi positif tidak hanya untuk Indonesia, namun juga untuk dunia, serta bisa menjadikan ‘Batam on the Map’,” ujar Lusia.

Hasil Kolaborasi

Sudra Irawan, Kepala Jurusan Teknik Informatika, Polibatam, mengungkapkan bahwa proyek pembuatan animation series ini merupakan rangkaian kerja sama Polibatam dengan Yayasan Cinderella from Indonesia. 

Menurut Sudra, proyek ini adalah suatu bentuk inovasi kepedulian terhadap banyaknya narapidana akibat penyalahgunaan narkoba yang kebanyakan berasal dari kalangan muda.

“Film ini juga sebagai wadah untuk memperkenalkan Batik Girl secara berkelanjutan dengan pemanfaatan teknologi di era digital saat ini,” ujar Sudra. 

Sudra menjelaskan, film ini merupakan kolaborasi antara dosen dan mahasiswa dari berbagai program studi. Menurutnya, animation pipeline utama, mulai dari story development, concept art, 3D asset, lighting, rendering and compositing, hingga composing, dikerjakan oleh mahasiswa dari Prodi Animasi Jurusan Teknik Informatika dan mendapat dukungan dari Prodi Teknik Multimedia dan Jaringan untuk VFX.

Selain itu, dalam pembuatan film ini juga diperlukan dukungan insfrastrukur jaringan dari mahasiswa Prodi Rekayasa Keamanan Siber. Dengan begitu, seluruh pipeline dapat berjalan secara tersinkronisasi pada cloud drive cloud

“Pengerjaan proyek juga membutuhkan dokumentasi administrasi personalia dan keuangan yang menjadi bagian mahasiswa dari Jurusan Manajemen Bisnis,” tambah Sudra.

Pembantu Direktur 1 Bidang Akademik, Ahmad Rian Firdaus, mengaku sangat bangga atas pencapaian film seni animasi “Ficusia” ini. “Ini merupakan film profesional pertama yang digarap Polibatam dan ini merupakan capaian besar bagi kami,” kata Ahmad. 

Proses produksi film ini, menurut Ahmad, menjadi capaian dari pelaksanaan pembelajaran PBL yang kini diterapkan di Polibatam. “Seri animasi ini sekaligus menjadi hasil dari PBL kami,” kata  Ahmad.

Menurut Ahmad, beberapa tahun terakhir, Polibatam memang telah mengubah pembelajaran mereka melalui PBL, yakni mahasiswa dituntut belajar langsung dari produk yang mereka kerjakan. Ahmad berharap, film animasi ini bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga masyarakat dunia. Ke depan, ia juga berharap akan lebih banyak lagi kerja sama yang dilakukan Polibatam. (Diksi/Nan/AP/NA)

Sumber: Vokasi Kemendikbudristek RI